Senin, 29 September 2008

Tari Topeng Transparan, Napas Agak Terganggu

www.cirebonkotaku.blogspot.com
Cirebon - Topeng transparan tidak terbuat dari kayu seperti topeng lainnya. Tari topeng transparan juga sengaja memperlihatkan wajah sang penari, meskipun samar dibalik balutan topeng berbahan baku recine.
Topeng transparan adalah topeng yang berbahan baku recine sehingga topeng yang satu ini nyaris tembus pandang dan wajah penarinya sengaja diperlihatkan. Tari topeng transparan juga telah memperkaya khasanah seni dan budaya Cirebon sebab menambah satu lagi jenis tari topeng yang selama ini dikenal memiliki empat gaya yaitu, Topeng Kelana, Samba, Tumenggung dan Rumyang.
Menurut penciptanya, MP Ponimyn Surialangit, tari topeng transparan merupakan simbol harapan
akan adanya transparansi pengelolaan negara oleh para pejabat. “Sudah waktunya negara ini dikelola dengan transparan sebab bukan zamannya lagi menutup-nutupi kejelekan,” katanya, kepada Radar, malam kemarin (10/9).
Tari topeng transparan sangat berbeda dengan para pendahulunya. Bentuk topeng transparan cenderung realis sebab lebih menyerupai wajah manusia dan koreografinya cenderung menonjolkan watak keras yang ditunjukan dari gerakan-gerakan horizontal. Tarian yang berdurasi sepuluh menit ini malam kemarin di pamerkan murid-murid Sanggar Puser Langit di aula terbuka Puser Langit yang berada tepat disamping Gedung Kesenian Cirebon.
Meskipun diguyur hujan deras, namun hentakan gerakan Wiwi Ruwiyah, Oktaviani Indah dan Dian Afiana membuat penonton tetap fokus menyaksikan kali pertama tari topeng transparan dipentaskan. Menurut penciptanya, topeng transparan merupakan cerminan birokrat yang senang menindas rakyat.
Ponimyn menjelaskan tari topeng transparan yang di uji cobakan adalah bentuk pertama dari tari topeng transparan. “Saya sedang membuat ikon-ikon lainnya,” katanya. Menurut Ponimyn, bentuk pertama topeng transparan adalah simbol dari kepala daerah, untuk bentuk yang kedua menyimbolkan wakil kepala daerah dan topeng yang ketiga menyimbolkan sekretaris daerah.
Sementara untuk topeng keempat adalah simbol dari asisten daerah, topeng kelima adalah simbol Satuan Kelengkapan Pemerintah Daerah (SKPD), topeng ke enam adalah simbol dari DPRD dan topeng yang terakhir adalah menyimbolkan rakyat.
“Saat ini baru dibuat satu topeng dulu dan diuji cobakan, untuk topeng selanjutnya masih dalam tahap pembuatan,” ucap pria humoris ini. Dengan dilakukannya uji coba kali ini, kata Ponimyn, diharapkan kelemahan topeng transparan dapat diketahui sehingga bisa lebih disempurnakan.
Dia mengakui topeng berbahan baku recine tersebut, terlalu berat dan tebal. “Jadi belum terlalu transparan,” ujarnya. Setelah uji coba, kata Ponimyn, dirinya akan melakukan beberapa perbaikan diantaranya adalah mengurangi ketebalan topeng agar terlihat lebih transparan. Selain itu, menurutnya, topeng transparan juga memiliki kelemahan yaitu mudah pecah, sebab bahan bakunya hampir seperti kaca. “Oleh karena itu, penari harus berhati-hati agar topeng tersebut tidak jatuh dan pecah,” ujarnya.
Sementara itu, tiga dara yang menarikan tari topeng transparan, Dian Avianti, Oktaviani Indah dan Wiwi Ruwiyah mengaku tidak kesulitan untuk menarikan topeng ciptaan Ponimyn itu. Namun ketiganya sepakat menyatakan kalau topeng jilid pertama tersebut masih terlalu berat. “Hampir tidak ada kendala untuk menarikannya, hanya saja topengnya masih terlalu berat,” kata Dian.
Ditambahkannya, lubang di bagian mata dan hidung dari topeng tersebut juga terlalu kecil sehingga penglihatan menjadi kurang jelas. “Lubang mata dan hidungnya kurang besar, jadi penglihatan dan pernapasan agak terganggu,” kata siswi kelas VIII SMPN 4 Cirebon ini. (yud)
Sumber http://www.radarcirebon.com

Tidak ada komentar: