Senin, 29 September 2008

Tentang Keris Cirebon





Pegangan keris gaya cirebonan berbentuk buta (raksasa)

Keris merupakan alat atau senjata untuk menjaga diri. Untuk masyarakat Jawa pada umumnya keris merupakan sejata tradisional mereka. Begitu pula di Cirebon pada jaman dahulu hampir setiap pria mempunyai keris sebagai tanda seorang pria. Tidaklah lengkap seorang pria yang berjalan keluar rumahnya tanpa sebilah keris di pinggangnya.
Keris di buat oleh seorang Mpu yang tugas dan pekerjaannya adalah sebagai pembuat keris. Pembuatan keris disesuaikan dengan permintaan seseorang; misalnya supaya raja menjadi berwibawa dan disegani oleh masyarakatnya maka si Mpu selama membuat keris tersebut selalu berdoa dan melakukan tindakan bathin seperti berpuasa, matigeni, mutih dan sebagainya agar keris yang mereka buat akan menjadi ampuh, berguna dan sesuai fungsi dari permintaan yang di kehendaki. Contohnya kasus Ken Arok yang memohon kepada Mpu Gandring agar keris yang Mpu buat sanggup untuk membunuh Tunggul Ametung yang sakti. Saat itu Mpu Gandring menyanggupi untuk membuat keris yang bertuah dan mampu untuk membunuh Tunggul Ametung harus di buat selama 7 tahun.



Beberapa fungsi keris dibawah ini adalah:

1. Sebagai alat/senjata pelindung diri.
Untuk berperang sebagian besar pria selalau menggunakan keris. Sebagian orang percaya bahwa keris bertuah dan mengandung tenaga supranatural, sehingga pemegang nya akan selalu berwibawa, membuat takut musuh dan tentu saja akan selalu menang.
2. Sebagai simbol status
Dahulu pemegang keris disesuaikan dengan status mereka saat itu. Ada yang setingkat raja, mentri, bupati, satria atau masyarakat bawah. Status mereka dapat dilihat dari jenis keris misalnya berupa ukiran, warna, asesoris dan modelnya.
3. Untuk upacara dan ritual
Pada saat-saat upacara tertentu keris digunakan sebagai apresiasi seorang raja kepada seseorang yang berjasa, atau sebagai tanda kehadiran seseorang dengan keris walaupun tidak hadir di acara tersebut. Atau sebagai tanda menyerah seperti Pangeran Diponegoro menyerahkan kerisnya ke Belanda pada saat beliau di tangkap. Kadang juga sebagai pelengkap atau asesoris pakaian adat mereka.

sumber : http: www.carubannagari.blogspot.com 25 Juli 2007


Tidak ada komentar: